Friday, July 10, 2009

abah, marikh saya.

kedut-kedut di wajah
menanda usia yang dimamah-mamah sekian waktu
menjadi tulang belakang sekian gadis
menjadi bahu sandar sejak dulu
menjadi lengan paut saat lemas

sering hatinya luluh
yang kecewanya tak terpamir di raut wajah
tulang belakang yang masih gagah
setelah dua dekad menyatu di bawah payung
masih bahu bersandar paling empuk
masih merajai hati-hati gadis

pada kedut-kedut wajahnya terkisah setiap pahit manis
setiap parut di tubuhnya
menceritakan kisah hidup dahulu
pada hati yang masih sama bagai dulu
engkau masih yang pertama di hati
dan belum pernah ada marikh yang sehebat engkau
ke mati
tak akan

happy father's day,
abah.
11/06/09
10:47

kita jarang meraikan.
tapi yang penting, kita sayang abah kita,
kan adik2?

venus suci

seribu wajah
berwarna warni
sememangnya beda
sehingga sudah benar lupa
yang mana asal wajah dulu
yang selalu dirindu
tapi sudah lupa
rupa bentuk yang sudah terlalu berubah
dari asalnya yang dulu

sebentar bagai rupa malaikat
sebentar bagai pari
sebentar bagai manusia alim
sebentar kemudian
bagai syaitan
bagai raksasa
bagai insan hina
mana rupa asal?

seribu wajah
tapi masih jiwa yang sama
rupa yang berubah
mengubah hala dan jiwa sedikit dikit
menjadikan lupa pada yang asal

seribu wajah pada aku yang seorang ini
memuaskan kah pada engkau yang mahu venus sucimu?

venus suci
10.42
11/06/09

tulisan yang baru digeledah dari simpanan.
sewaktu marah dan sedang memikirkan,
apakah kesempurnaan itu benar-benar ada.
seperti yang didambakan.